05 Januari 2016

Sang Pemahat Tugu Pancoran Punya Wasiat Terakhir, Apa?

Edhi dan karyanya/foto: googling

Pematung Indonesia H Edhi Sunarso dikabarkan meninggal dunia, Senin (4/1) malam. Edhi dikabarkan menghembuskan napas terakhirnya di Rumah Sakit Jogja Internasional Hospital pada pukul 23.15 WIB.


Sebelum meninggal dunia, Edhi berpesan kepada anaknya agar menjaga galeri yang baru saja diresmikannya pada September lalu.

"Bapak itu saat sakit masih mikir galerinya nanti mau dibuat seperti apa. Pinginnya bapak, griya seni ini bisa bermanfaat untuk banyak orang," kata Sari Prasetya Angkasa, putri bungsu Edhi, kepada merdeka.com.

Rencananya jenazah Edhi akan dimakamkan di makam seniman Saptohudoyo, Imogiri, Bantul. Jauh hari Edhi pun sudah meminta agar ketika meninggal dimakamkan di sebelah makam istrinya.

"Bapak sudah pesan kalau meninggal nanti minta dimakamkan di sebelah ibu, kaplingnya juga sudah lama disiapkan," ungkap Sari.

Edhi Sunarso lahir di Salatiga, Jawa Tengah, 2 Juli 1932. Edhi mulai belajar dan berlatih membuat patung ketika menjadi tawanan perang KNIL di Bandung antara tahun 1946-1949 yang kemudian dilanjutkan melalui jalur pendidikan resmi di ASRI, Yogyakarta lulus tahun 1955 dan Kelabhawa Visva Bharati University Santiniketan, India lulus pada tahun 1957. Selain sebagai pematung, ia juga dosen pada Institut Seni Indonesia, Yogyakarta.

Karya yang dihasilkan Edhi Sunarso antara lain monumen selamat datang yang ada di Bundaran Hotel Indonesia, patung Pembebasan Irian Barat yang ada di Lapangan Banteng, dan patung Dirgantara yang ada di Pancoran. Ketiga patung fenomenal tersebut merupakan contoh hasil karya tangan dingin pria yang biasa dipanggil Edhi ini.



Sumber: Merdeka.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar