28 Januari 2016

Ilmu dan Fiqih Membuat Manusia Tunduk dan Takut Kepada Allah

Ilustrasi/foto: khutba

Rasulullah Muhammad SAW bersabda:

"Wahai manusia, sesungguhnya ilmu hanya didapat dengan mempelajari dan fiqih (pemahaman) bisa ditempuh dengan cara mendalami. Dan barangsiapa yang dikehendaki Allah kebaikan, maka Allah akan memberikan pemahaman kepadanya dalam persoalan agama. Dan sesungguhnya yang takut kepada Allah hanyalah para Ulama." (HR. Ath-Thobroni)

Faedah yang bisa kita ambil dari hadits ini adalah:


- Ilmu, apapun jenis ilmu, khususnya ilmu agama bisa dimiliki oleh seseorang dengan cara belajar. Baik belajar kepada guru atau otodidak. Tetapi belajar kepada guru adalah lebih baik agar mendapat bimbingan yang jelas dan benar.

- Fiqih berarti pemahaman yang dalam. Adapun Faqih adalah orang memiliki kedalaman dalam pemahaman. Seorang yang faqih dalam agama dilebihkan oleh Allah dari sekedar orang yang tahu agama saja. Karena orang yang memperdalam ilmu agama tidak semata mempelajari ilmu namun ilmu itu benar-benar merasuk ke dalam pikiran dan hatinya.

- Buah dari pemahaman agama adalah amal saleh. Oleh karenanya, Rasulullah menjamin, jika ada orang yang dikehendaki oleh Allah hidupnya penuh dengan kebaikan, terkendali oleh iman dan gampang bermaksiat, Allah akan menjadikannya paham soal agama. Karena dia paham tentang agama, dia mengerjakan kebaikan berdasarkan keimanan yang ia pahami dan hayati.

- Dan buah dari ilmu, pemahaman serta penghayatan terhadap agama adalah rasa takut kepada Allah. Dan orang yang memiliki ketakutan luar biasa kepada Allah hanyalah Ulama (baca: orang berilmu) lagi mengamalkan ilmunya. Mengamalkan berarti melaksanakan apa yang ia ketahui dari perkara agama, yang meliputi keyakinan, perintah dan larangan serta budi pekerti. Pengamalan ini berdasarkan atas pengetahuan dan pendalaman dirinya tentang agama sehingga orang yang berilmu mengetahui siapakah Allah, kemulian-Nya, keagungan-Nya, Keesaan-Nya serta pahala dan siksa-Nya.

- Pengertian ulama di atas tidak selalu dikaitkan dengan makna ulama secara dhahir. Sebab ulama menurut Imam Al-Ghazaly terbagi menjadi dua; ulama baik dan ulama buruk. Ulama baik sebagaimana keterangan di atas, sedangkan ulama buruk, mereka tahu agama namun tidak mengamalkannya. Bahkan sebagian mereka malah memperdagangkannya, naudzubillah.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar