30 Januari 2016

Lebih Dari Sekedar Nikmat, Ini Tujuan Allah Menciptakan Telinga dan Mata

Ilustrasi/foto: livestrong

Allah berfirman:
"Sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dari setetes mani yang bercampur(1536) yang Kami hendak mengujinya (dengan perintah dan larangan), karena itu Kami jadikan dia mendengar dan melihat." (QS. Al-Insan[76]: ayat 2)

Allah menyempurnakan penciptaan manusia dengan memberikannya telinga untuk mendengar serta mata untuk melihat. Kedua komponen sangatlah penting sebagai jendela informasi manusia agar bisa berpikir, mencerna ide dan mengungkapkan. Dengan telinga dan mata itulah kita bisa tahu dan mengerti apa yang diinformasikan kepada kita, terutama tentang Islam dan pelaksanaannya.


Bagaimana Allah akan menguji kita dengan beragam pembebanan syariat, kalau kita tidak tahu? Oleh karena itu, Allah jadikan kita tahu, menyerap ilmu dan informasi melalui telinga dan mata kita agar kita bisa menghadapi ujian dan cobaan yang diberikan oleh Allah kepada kita.

Ayat 2 dari surat Al-Insan senada maknanya dengan surat An-Nahl ayat 137 yang berbunyi:

"Dan Allah mengeluarkan kamu dari perut ibumu dalam keadaan tidak mengetahui sesuatupun, dan Dia memberi kamu pendengaran, penglihatan dan hati, agar kamu bersyukur." (QS. An-Nahl[16]: 78)

Imam al-Qurthubi menuturkan di dalam tafsirnya; "...Allah menciptakan pendengaran agar kalian mendengar perintah dan larangan Allah. Dan Allah menciptakan penglihatan supaya kalian melihat ciptaan-ciptaan-Nya, dan juga Allah menciptakan hati supaya kalian sampai kepada ma'rifatullah (mengenal Allah)".

Subhanallah...

Dalam kultum fajar ini, saya ingin menyebutkan 2 fakta terungkap dari penciptaan pendengaran dan penglihatan yang diberikan oleh Allah kepada manusia:

1. Di dalam al-Qur'an, Allah taala sebagian besar lebih mendahulukan dalam penyebutkan pendengaran daripada penglihatan. Sebagai contoh coba Anda melihat di kedua surat yang saya sebutkan di atas. Penyebutan semacam ini bukannya tidak memiliki makna, atau hanya terjadi secara kebetulan saja, tidak! Hal ini menunjukkan bahwa pendengaran memiliki peranan jauh lebih penting untuk menyerap ilmu dan menjadi jendela informasi bagi manusia. Saat manusia mendapatkan informasi melalui pendengaran, lalu ia mengelolanya di otak yang kemudian diformulasikan dalam susunan kata yang sempurna untuk bisa diucapkan.

Oleh karenanya, orang yang tidak bisa melihat (buta mata) namun bisa mendengar itu masih bisa mengerti, memahami dan berbicara. Sedangkan orang yang tuli namun bisa melihat, dia tidak mengerti apa-apa. Dia mengetahui secara visual dari benda yang bergerak tetapi tidak mengerti maksudnya. Oleh sebab itu, orang bisu bawaan sejak lahir dipastikan tidak sanggup mendengar, karena hubungan bisu dengan tuli sangatlah akrab, saling berkaitan.

Fakta dari ilmu kedokteran menyebutkan bahwa janin yang memiliki cacat pendengaran dipastikan dia akan tuli. Karena tuli dia tidak bisa mendengar, maka tidak ada kosakata yang masuk di dalam otak. Dari situ, otak tidak memerintahkan pita suara untuk menyebutkan kata-kata. Maka, bisu adalah hasilnya.

Namun, di lain sisi penglihatan juga memberikan dampak luar biasa kepada perasaan atau hati. Jika pendengaran diidentikan dengan pengolahan data atau kata-kata yang masuk ke dalam otak. Namun, penglihatan lebih cenderung sebagai verifikasi atau pembuktian. Artinya, segala sesuatu akan nampak lebih jelas dan gamblang jika mata itu melihat. Informasi yang dengar akan benar jelas bila mata membuktikan.

Subhanallah... Keduanya saling bersinergi.

2. Saat Allah menciptakan manusia di dalam rahim sang ibu, indra pertama yang diciptakan oleh Allah adalah telinga yang kemudian disusul dengan indra-indra yang lain. Oleh sebab itu, janin yang ada di dalam kandungan sanggup mendengar suara-suara di luar perut ibunya dan mengolahnya di dalam otaknya, sebelum dirinya melihat. Hal inilah yang tercermin, salah satunya, mengapa Allah Azza wa Jalla lebih mendahulukan kata pendengaran daripada penglihatan di dalam al-Qur'an.


Wallahu A'lam

Tidak ada komentar:

Posting Komentar