31 Januari 2016

Masyarakat Rindu Dipimpin Presiden Dari Militer, Benarkah?

Jendral Gatot (kiri) dan Jendral Moeldoko (kanan)/foto: postkotanews

Segitiga Institute adalah salah satu lembaga survey Indonesia, baru-baru ini menggelar survey kepada masyarakat tentang sosok calon presiden mendatang, yakni tahun 2019-2024. Ternyata dari hasil survey yang telah diadakan pada 4 -15 Januari 2016 lalu, membuktikan bahwa sebagian besar masyarakat lebih memilih sosok militer yang layak memimpin bangsa ini daripada dari golongan sipil.


Survei yang bertajuk "Kerinduan Publik Akan Pemimpin Militer" ini melibatkan responden sebanyak 1.225 orang yang merupakan warga negara Indonesia (WNI) berusia di atas 17 tahun dan memiliki hak pilih pada Pemilu 2019 mendatang.

Direktur Eksekutif Segitiga Institute Muhammad Sukron mengungkapkan bahwa dalam survey ini pihaknya menawarkan empat nama purnawirawan TNI yang pernah menjabat sebagai Panglima TNI. Mereka di antaranya adalah; Jendral Gatot Nurmantyo, Marsekal TNI (Purn) Djoko Suyanto,  Jenderal (Purn) Moeldoko dan Laksamana TNI (Purn) Agus Suhartono.

Dari nama-nama tersebut responden memberikan penilaian survey sebagai berikut, (mulai dari teratas ke bawah)

- Jendral Gatot Nurmantyo (Panglima TNI saat ini) : 34,7 persen
- Marsekal TNI (Purn) Djoko Suyanto         : 25,2 persen
- Jenderal (Purn) Moeldoko                 : 19,3 persen
- Laksamana TNI (Purn) Agus Suhartono :  2,2 persen

Kemudian, survei juga mengungkap alasan-alasan utama mengapa masyarakat yang terwakili dari responden ini memilih eks Panglima TNI (militer) untuk layak memimpin negara?

- 40,5 persen mereka beralasan bahwa pemimpin dari kalangan militer sanggup memecahkan problematika bangsa.
- 15,2 persen mereka beralasan karena eks militer memiliki kepribadian yang tangguh dan disiplin.
- 12,4 persen karena Program kerja.
-  8,3 persen karena track record capres
-  4,8 persen karena alasan agama dan suku
-  2 persen karena alasan lain-lain.

Namun, sebagian kalangan menilai bahwa eks militer pada saat ini tidak memiliki figur yang diandalkan untuk memimpin bangsa di pemilu mendatang. Adapun pandangan bahwa Panglima TNI Gatot dianggap layak, sebenarnya itu bagian dari upaya membangun opini publik. Sebab, jika dibandingkan elektabilitas Gatot dengan Jokowi secara head to head pada skala umum nasional, maka Jokowi lebih unggul 59,3 persen. Sedangkan Gatot harus puas di posisi 38,5 persen. Kendati saat ini Gatot tengah disegani dan memiliki pengaruh besar di tubuh TNI.

Angka tersebut tidak tertaut jauh dan sangat mengancam Jokowi. Jika partai-partai pengusung Jokowi tidak mulai berbenah dan mempersiapkan diri, Gatot kemungkinan besar bisa menyalip popularitas dan eletabilitas Jokowi dalam 3 tahun ke depan ini.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar